TUGAS DAN KEWAJIBAN BROKER PROPERTI

Tugas dan kewajiban marketing associate

Dapatkan listing sebanyak banyaknya (semakin banyak listing makin cepat kemungkinan clossing)

  

Apakah Listing?

Listing adalah objek properti yang di pasarkan baik dijual maupun disewakan yang telah mendapatkan kewenangan memasarkan dari pemilik properti yang sah, objek properi bisa berupa rumah, tanah, apartemen, ruko, villa, pabrik, gudang dsb.

Jenis Listing Secara Umum

Exclusive listing

terikat hanya 1 kantor agen properti yang ditunjuk untuk memasarkan properti tersebut dengan jangka waktu tertentu biasanya 3 bulan perjanjian, dalam exclusive listing pemilik properti dilarang ikut memasarkan propertiny, kalau terpaksa memasarkan maka pemilik properti tersebut tetap harus wajib keluarkan fee agen sesuai perjanjian.

Open Listing

Penjual properti yang tidak terikat oleh 1 kantor agen tertentu, semua broker dari seluruh kantor agent di perbolehkan memasarkan listing tersebut, termasuk pemilik, siapapun broker yang berhasil menjual maka hanya broker tersebutlah yang mendapatkan fee dari pemilik.

Cara Mendapatkan Listing

Tahap awal mencari informasi keberadaan listing tersebut dengan cara antara lain:

Mendapat referensi dari teman, saudara, kolega, dll

Kanvasing atau hunting ke lokasi dan banyak bertanya kepada, satpam, tukang rokok pembantu, sopir, penjaga rumah atau FISBO (for sale by owner) 

Hunting iklan koran terutama kompas atau situs properti di internet yang pemilik langsung, incoming call, menyebar flyer, memasang signboard di pohon-pohon atau ditiang pln yang lokasinya potensial
Setelah mendapatkan keberadaan listing tersebut maka tahap berikutnya adalah menghubungi atau menemui pemilik properti untuk mengkonfirmasi secara detail tentang spesifikasi properti yang akan dijual/disewakan tersebut

Brapa harga jualnya?
Apakah harga masih bisa nego?

Brapa luas tanah menurut sertifikat?

Apakah terdapat brang gang?/tanah lebih milik
Pemda dki yang bisa dibeli atau digunakan kebayoran baru

Luas bangunan sesuai pbb

Brapa lebar dan panjang tanahnya?

Apa jenis sertifikatnya SHM/HGB, Girik kalau HGB sampai kapan masa berlakunya?

Tahun brapa dibangun?

Bentuk perjanjian pemasaran exclusive atau open listing?

Presentase fee agen

Transaksi jual di bawah rp 1 milyard 3%

Transaksi diatas rp 1 milyard 2,5 %

Transaksi diatas rp 3 milyard sebesar 2%

Transaksi sewa berapapun nilai sewa sebesar 5%

Minta izin lihat  kondisi rumah yang mau dipasarkan agar kita bisa mengetahui secara detail dan jelas tentang spesifikasi dan kondisi rumah tersebut sehingga dengan demikian kita bisa mempresentasikan atau menawarkan rumah tersebut secara jelas kepada calon pembeli

dan marketing tersebut harus mencatat kondisi rumah, jumlah lantai, jumlah kamar tidur dan kamar mandi, kamar pembantu, jenis lantai, jumlah dapur, garasi/carport masuk berapa mobil, hadap rumah, posisi rumah, hook atau badan jalan dan marketing properti harus membuat dokumentasi photo rumah, kamar tidur. living room, dan tampak rumah depannya dan meminta izin sama pemilik untuk dipasarkan di internet dengan menampiklan photo rumah tersebut, 

Mintakan dokumen-dokumen kepemilikan rumah/tanah keperluannya untuk mengetahui luas sesuai sertifikat dan harga njop tanah untuk perhitungan pajak

Didalam sertifikat

Pembeli bisa memastikan jenis surat SHM/HGB dan masa berlaku HGBnya sampai kapan

Pembeli bisa mengetahui luas tanah sesuai sertifikat dan luas dilapangan

Pembeli bisa melihat bentuk tanah (kotak, kecil belakang, ngantong)

Jenis sertifikat

SHM ( surat hak milik )

HGB ( hak guna bangun ) 

HGP ( hak guna pakai) biasanya tanah milik intansi tertentu
GIRIK
Strata title

Verbonding bisa di tngkatkan dengan membayar kewajiban ke pemerintah

Mempromosikan listing

Minta izin untuk pasang spanduk di rumah tersebut.
Menawarkanterlebih dahulu kepada database buyer potensial
Menawarkan kepada broker sekantor atau broker dari agen laen (co brooking)
Pasang iklan di situs properti seperti rumah.com, rumahcitra.com, rumahdijual.com, melakukan open house secara rutin